Monday 8 September 2014

Instructional-Desaign Theories and Models: Building a Common Knowledge Base: Review

Pada dasarnya dalam strategi instruksional terbagi atas empat komponen utama, yaitu: urutan kegiatan instruksional, metode, media, dan waktu. Komponen utama pertama, yaitu: urutan kegiatan instruksional, mengandung beberapa komponen: pendahuluan, penyajian, dan penutup. Komponen pendahuluan terdiri dari tiga langkah, yaitu penjelasan singkat tentang isi pelajaran, penjelasan terkait relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa, dan penjelasan tentang tujuan instruksional. Komponen penyajian terdiri atas tiga langkah, yaitu: uraian, contoh dan latihan. Sedangkan komponen penutup terdiri dari dua langkah, yaitu: tes formatif dan umpan balik dan tindak lanjut
Komponen utama kedua, yaitu: metode instuksional, terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Dalam setiap langkah tersebut mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama. Komponen utama ketiga, yaitu media instruksional, berupa media cetak atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan instruksional. Seperti halnya penggunaan metode instruksional, mungkin beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah. Komponen utama keempat, yaitu waktu, berapa lama waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan instruksional untuk memberikan beberapa ide yang akan membantu menganalisis dan memahami instruksional desain-teori yang disajikan dalam buku ini.
Pertama yang di bahas dalam buku ini adalah tentang teori yaitu apa desain instruksional itu. Ini akan mencakup diskusi tentang peran bahwa nilai-nilai bermain di instruksional desain-teori dandiskusi tentang apa teori desain instruksional-tidak. Dalam bab ini, kita akan paradigma baru pembelajaran desain-teori. Secara khusus, kita akan melihat paradigma pendidikan dan pelatihan di mana peserta didik adalah di bagian atas bagan organisasi daripadabagian bawah. Kemudian kita akan melihat implikasi bahwa seperti paradigma memiliki instruksional untuk desain-teori,termasuk sejauh mana beberapa keputusan desain mungkin harus dibuat oleh peserta didik saatmereka belajar.
Sebuah teori desain instruksional-adalah teori yang menawarkan bimbingan eksplisit tentang bagaimana untuk lebih membantu orang belajar dan mengembangkan. Jenis-jenis pembelajaran dan pengembangan dapat mencakup kognitif, emosional, sosial, fisik, dan spiritual. Misalnya, di Sekolah Cerdas, buku menggambarkan teori instruksional-desain, yang disebut. 'Teori Satu, "yang menawarkan bimbingan berikut untuk apa instruksi harus mencakup untuk mendorong kognitif belajar.
Desain Instruksional harus menyediakan:  informasi deskripsi dan contoh-contoh dari tujuan, pengetahuan yang dibutuhkan, dan pertunjukan diharapkan. Pemikiran praktek, kesempatan bagi peserta didik untuk terlibat secara aktif dan  reflektif apa pun yang menjadi belajar-menambah angka, pemecahan masalah kata, menulis esai. Informatif umpan balik jelas dan  menyeluruh untuk peserta didik tentang kinerja mereka, membantu mereka untuk melanjutkan lebih efektif. Kuat intrinsik atau ekstrinsik motivasi. Kegiatan yang cukup dihargai, baik karena mereka sangat menarik dan terlibat dalam diri mereka sendiri atau karena mereka memberi peluang ke prestasi lain yang menyangkut pembelajar  Ini adalah teori instruksional-desain. Tentu saja, menguraikan masing-masing pedoman dalam bukunya, namun gambaran ini memberikan contoh yang baik dari apa teori instruksional-desain seperti. Jadi apa yang adalah karakteristik utama bahwa semua instruksional desain-teori memiliki kesamaan? tidak seperti jenis familiar lebih teori, instruksional desain-teori desain berorientasi (fokus pada berarti untuk mencapai tujuan yang diberikan untuk belajar atau pengembangan), bukan deskripsi berorientasi (berfokus pada hasil dari peristiwa yang diberikan). Dalam kasus Teori Satu, tujuannya adalah untuk meningkatkan pembelajaran "untuk setiap kinerja kita ingin mengajar "
Kelebihan dalam buku ini, Pertama jelas mendiskripsikan secara rinci tentang sistematika dan komponen Desain Instrusional yang berorientasi membuat. sebuah teori yang lebih langsung berguna untuk pendidik, karena memberikan bimbingan langsung tentang cara untuk mencapai tujuan mereka.  Kedua, desain instruksional-teori mengidentifikasi metode pengajaran (cara untuk mendukung dan memfasilitasi pembelajaran) dan situasi di mana metode-metode yang harus dan tidak boleh digunakan. Didalam suatu metode (pada tingkat umum dari deskripsi) adalah: jelas informasi, praktik bijaksana, informatif umpan balik, dan motivator yang kuat. Perkins melanjutkan dengan mengatakan, Pengajaran yang baik menuntut berbeda metode untuk kesempatan yang berbeda, dan dia menjelaskan bagaimana sebuah teori menjadi acuan tiga cara pengajaran yang berbeda: instruksi didaktik, pelatihan, dan pengajaran Socrates.
Ketiga, dalam semua instruksional desain-teori, metode pengajaran dapat dipecah menjadi lebih rinci. Komponen metode yang memberikan pedoman lebih untuk pendidik. Identifikasi tujuan bagi siswa pemantauan dan sinyal proses menuju tujuan;memberikan contoh dari konsep , demonstrasi, keterkaitan konsep baru untuk yang lama melalui identifikasi familiar, diperluas, dan baruelemen, melegitimasi suatu konsep baru atau prosedur dengan cara prinsip siswa sudah tahu,  Dan keempat, metode probabilistik bukan deterministik, yang berarti para desainer  meningkatkan kemungkinan untuk mencapai tujuan daripada memastikan pencapaian tujuan. Dalam suatau teori, memberikan contoh berlimpah dari konsep diperlakukan tidak akan menjamin bahwa tujuan untuk siswa menang akan dicapai. Tapi, hal itu akan meningkatkan kemungkinan bahwa tujuna pembelajaran akan tercapai tercapai. Jadi, instruksional desain-desain yang berorientasi teori, menggambarkan metode pengajaran dan situasi di mana metode-metode yang harus digunakan, metode dapat dipecah menjadi komponen yang lebih sederhana metode, dan metode probabilistik. Masing-masing karakteristik instruksional desain-teori.
Karakteristik penting dari pembelajaran desain-teori adalah bahwa desain berorientasi (atau tujuan oriented) pada teori. Hal ini membuat mereka sangat berbeda dari apa yang kebanyakan desain pembelajaranyang  biasanya berpikir sebagai teori. Teori dapat dianggap sebagai berurusan dengan sebab-akibat hubungan arus atau dengan peristiwa dalam proses alami, dengan mengingat bahwa efek-efek atau kejadian yang hampir selalu probabilistik (yaitu, menyebabkan meningkatkan kemungkinan efek lain terjadi) daripada deterministik (yaitu, penyebabnya selalu menghasilkan menyatakan efek).
Kebanyakan desainer  berpikir tentang teori-teori yang bersifat deskriptif, yang berarti bahwa teori menjelaskan efek yang terjadi ketika kelas tertentu peristiwa kausal terjadi, atau artinya menggambarkan urutan di mana peristiwa tertentu terjadi. Sebagai contoh, informasi pengolahan teori deskriptif. Antara lain, mengatakan bahwa informasi baru memasuki ingatan jangka pendek sebelum memasuki memori jangka panjang. Ini tidak memberitahu tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran. Teori deskriptif dapat digunakan untuk prediksi (diberi acara kausal, memprediksi apa efek yang akan terjadi, atau, diberikan satu acara di proses, memprediksi apa yang mungkin akan terjadi peristiwa berikutnya) atau menjelaskan (mengingat efek yang telah terjadi, menjelaskan apa yang harus telah menyebabkan atau mendahuluinya). Tapi desain berorientasi teori sangat berbeda dari teori deskriptif.  Teori desain yang preskriptif, dalam arti bahwa para desain instruksional linier desain pembelajaran menawarkan pedoman seperti apa metode yang digunakan untuk mencapai tujuan terbaik yang diberikan. Biasanya tidak preskriptif dalam arti mengeja dengan sangat rinci apa yang harus dilakukan dan memungkinkan tidak ada variasi.

Thanks to @Kiki Kusumawati

The Systematic Design of Instruction: Review

Buku ini berisi tentang model pengajaran  menurut Dick & Carey. Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model ini memiliki beberapa komponen yang akan dilewati dalam proses pengembangan dan perancangan tersebut yang berupa urutan langkah-langkah. Urutan langkah-langkah ini tidaklah kaku. Akan tetapi, sebagai mana ditunjukkan oleh Dick & Carey bahwa telah banyak pengembang perangkat yang mengikuti urutan secara ajeg dan berhasil mengembangkan perangkat yang efektif.
Adapun urutan perancangan dan pengembangan perangkat pembelajaran menurut Dick & Carey, sebagai berikut:
1.      Identifikasi Tujuan Pengajaran (Identity Instructional Goal)
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajarannya. Definisi tujuan pengajaran mengacu pada kurikulum tertentu sebagai hasil need assessment, atau berasal dari kesulitam belajar siswa di kelas.
Yang pertama kali dilakukan adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program Instruksional. Tujuan Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (Job Analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru.
2.      Melakukan Analisis Instruksional (Conduct Instructional Analysis)
Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan chart atau diagram tentang keterampilan-keterampilan atau konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan atau konsep tersebut.
Analisis instruksional yaitu sebuah prosedur yang digunakan untuk menentukan ketrampilan dan pengetahuan yang relevan dan diperlukan oleh peserta didik untuk mencapai kompetensi. Antara lain pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang perlu dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Langkah ini, mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar, menentukan langkah-demi-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan/subordinat). Tujuan dari proses analisis instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai Instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi
3.      Mengidentifikasi tingkah laku awal/Karakteristik Siswa (Identitiy Entry Behaviours Characteristics)
Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur apa yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan-rancangan aktivitas pengajaran.
Pada tahap ini, analisis yang dilakukan adalah analisis konteks dan analisis karakteristik. Analisis yang meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari peserta didik dan situasi tugas yang dihadapi peserta didik untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang dipelajari. Sedangkan analisis karakteristik peserta didik adalah kemampuan aktual yang dimiliki peserta didik. Keterampilan pembelajar, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki pembelajar akan digunakan untuk merancang strategi Instruksional.
4.      Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objective)
Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya dirimuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.
Dalam pengembanganya, tujuan kinerja/indikator ini adalah perubahan perilaku pengetahuan mengenai materi perkuliahan. Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.
5.      Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop Criterian Test Items)
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengembangan butir assessment untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
Alat penilaian (Tes Acan Patokan) ini menjadi salah satu feedback/alat ukur/patokan dalam pembelajaran untuk mengetahui ketercapain tujuan dan kompetensi khusus yang telah dirumuskanya. Dalam pengembangnya alat evaluasi ini adalah performance peserta didik setelah menerima pelajaran. Apakah tingkat pemahaman peserta didik meningkat atau tidak
6.      Pengembangan Strategi Pengajaran (Develop Instructional Strategy)
Berdasarkan informasi dari lima tahap sebelumnya, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengidentifikasi yang akan dicapai untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas penyampaian informasi, praktik, balikan, testing, yang dilakukan melalui aktivitas siswa.
7.      Mengembangkan dan Memilih Bahan Ajar (Develop and Select Instructional Materials)
Pada tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.
Pengembangan bahan ajar disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dirumuskan, serta disesuaikan dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Ketika kita menggunakan istilah bahan Instruksional kita sudah termasuk segala bentuk Instruksional seperti panduan guru, modul, overhead transparansi, kaset video, komputer berbasis multimedia, dan halaman web untuk Instruksional jarak jauh. maksudnya bahan memiliki konotasi.
8.      Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Formatif (Design and Conduct Formative Evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk mengidentifikasi bagimana meningkatkan pengajaran. Evaluasi formatif ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan data kekuatan dan kelemahan program pembelajaran yang telah dirancang. Model  ini dikembangkan dengan menguji cobakan pada kelas kelompok kecil misalnya 2 atau 3 peserta didik  atau 10 orang peserta didik dalam diskusi terbatas. Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan dalam meningkatkan Instruksional. Teknik serupa dapat diterapkan pada penilaian formatif terhadap bahan atau Instruksional di kelas.
9.      Melakukan Revisi terhadap Program Pembelajaran (Instructional Revitions)
Hasil-hasil di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/diimplemtasikan di kelas. Pada langkah ini, tidak hanya mengevaluasi terhadap  draf program saja, akan tetapi pada semua sistem pembelajaran mulai dari analisis instruksional sampai evaluasi formatif. Strategi Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi Instruksional untuk membuatnya menjadi alat Instruksional lebih efektif.
10.  Merancang dan Mengembangkan Evaluasi Sumatif (Design and Conduct Summative Evaluation)
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi puncak terhadap program pembelajaran yang telah dirancang, setelah program tersebut dilakukan evaluasi formatif dan dilakukan revisi-revisi terhadap produk, maka evaluasi sumatif dilakukan. Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif.
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam mencapai tujuan  pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dan pakar/validator.

Thanks to @Kiki Kusumawati